Senin, 22 Februari 2021

Senyum Kulsum Sirna Dilahap Sijago Merah


Foto: Kulsum, dua petak kiosnya hangus dilahap api, saat kebakaran di Pasar Citra Mas Lok Tuan (Fajri/Mapala Stitek)



Senyum Kulsum Sirna Dilahap si Jago Merah


MAPALA STITEK - Kulsum, pemilik lapak sayur dan barang sembako di Pasar Citra Mas Loktuan hanya termenung pasrah, wajahnya pucat pasi melihat puing-puing sisa barang di kiosnya ludes terbakar.

Mata Kulsum tampak sembab akibat menangisi peristiwa mengejutkan yang baru saja menimpanya.

Bibirnya tak mampu lagi mengulum senyum. Sore ini dia hanya duduk di atas puing sisa tokonya yang habis karna jilatan api.

Hanya timbangan besi dan beberapa pemberat timbangan yang dapat diselamatkan Kulsum ketika api mulai menjalar di Pasar Citra Mas Loktuan Rabu, (10/02) pukul 02.30 Wita.

Ketika itu, sekitar pukul 02.00 WITA, Kulsum masih tertidur lelap bersama istrinya, Husni. Tidurnya cukup nyenyak. Namun, seketika dia terkaget mendengar suara riuh teriakan warga yang terdengar panik.

"Kebakaran, kebakaran, kebakaran," terikan warga membangunkan paksa Kulsum, istri dan ke-4 anaknya. 

Pria yang berusia 49 tahun itu segera mengecek sebab keriuhan tersebut. Letak rumahnya sekira 300 meter dari pasar.

Hanya mengenakan kaos oblong dan selembar sarung, Kulsum berlari panik membuka pintu rumahnya. "Ada apa pak," tanya Kulsum kepada warga yang berlarian.

"Pasar kebakaran daeng," jawab warga dengan wajah panik.

Tanpa fikir panjang, Kulsum kembali berlari diikuti Husni dari belakang. Sesampai di pasar, ternyata api dengan cepat sudah berkobar di atas atap kios-kios pedagang.

"Enggak kepikiran apa-apa. Hanya panik dan syok melihat api yang sangat besar," ujar Kulsum ditemui di depan puing kiosnya yang menghitam.

Tidak sampai sepuluh menit, api sudah menjalar dengan lahap menghabiskan 481 kios yang ada di pasar itu.

Walhasil, dua petak kios yang berukuran 6x4 miliknya pun hangus tak tersisa. Kulsum hanya terdiam pasrah, tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya menenangkan sang istri tercinta yang tak kuasa menahan tangis.

Hatinya remuk, tak pernah ia bayangkan kios tempatnya mengais rezeki setiap hari harus gosong dijilat api.

Ditengah perbincangan dengan Anggota Mapala Stitek, nampak mata Kulsum berkaca-kaca, tangan kanannya yang gemetar perlahan mengusap air mata yang mulai menetes. Bukan tanpa sebab, haru dan duka mendalam masih begitu kuat menikam jantungnya.

"Saya sudah berjualan disini 6 tahun lamanya, sekarang semua habis. Masih gak nyangka ini bisa kejadian," ucapnya terisak-isak.

Kulsum juga mengaku kehilangan uang senilai Rp 24 juta, yang dia simpan di tokonya itu. Beberapa saat setelah api berhasil dijinakkan, sekitar pukul 07.00 wita, dia memeriksa kembali apakah masih ada barang yang bisa diselamatkan.

"Semua habis, Uang yang saya simpan juga hangus dibawa (api)," kata Kulsum. Kini, ia harus memutar otak untuk memulai kembali usaha dagangnya itu.



Foto: Rusli (kiri) tengah berbincang bersama Kulsum (Kanan) diatas puing sisa kebakaran lapaknya (Fajri/MapalaStitek)


Tidak hanya Kulsum, hal serupa juga dirasakan Rusli (54). Dirinya yang sehari-hari mendapat penghasilan dari berjualan kain dan pakaian, juga harus menerima kenyataan kehilangan mata pencaharian utamanya. 

"Semuanya habis, tidak ada yang tersisa," paparnya.

Tak pernah terbayangkan di benak ayah anak dua itu. 3 lapak berukuran 3x4 miliknya lenyap dalam sekejap, dilahap si jago merah. 

Rusli ingat betul momen-momen sebelum kebakaran besar itu terjadi. Sekira pukul 02.15 dia bersama istrinya yang masih tertidur pulas, tiba-tiba dikagetkan dengan suara riuh mobil pemadam.

Awalnya ia mengira yang kebakaran itu bukan daerah sekitar rumahnya. Pasalnya, listrik dikediamannya tidak padam.

"Saya awalnya tidak sadar kalau yang kebakaran itu pasar. Tapi pas liat asap saya langsung ajak istri lari," kata Rusli.

Kejadian itu terjadi begitu cepat. Sesaat setelah Rusli dan sang istri berlari meninggalkan rumahnya yang berjarak 500 meter dari pasar. Terlihat asap padat sudah mengepul mengelilingi bagian pasar.

Tak sampai hitungan menit, lidah api nampak sudah menjalar hampir seluruh badan pasar. Rusli pun terkaget bukan kepalang. Dia hanya terdiam pasrah memandangi kobaran api.

Sementara sang istri menangis sejadi-jadinya. Dia tak kuasa melihat lokasinya mengais rezeki sejak 24 tahun silam hangus tak tersisa. Sesekali dia mengoceh tak karuan, seakan mengutuk kejadian nahas yang menimpanya.

Rusli harus menanggung kerugian materi hingga puluhan juta. Dia hanya bisa berharap ada ukuran tangan dari pemerintah, untuk modal usahanya kembali.(*/Fajri Sunaryo)

Next
This is the most recent post.
Posting Lama
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Senyum Kulsum Sirna Dilahap Sijago Merah Rating: 5 Reviewed By: @Paman57